Asam Jawa, Si Kecut yang Manis Labanya







Asam Jawa, Si Kecut yang Manis Labanya

Posting: Kamis, 12 Desember 2013 - Hit 7654 - Kontributor: Agromania
Asam Jawa, Si Kecut yang Manis Labanya
Asam Jawa, Si Kecut yang Manis Labanya
Tanaman asam jawa sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak lama. Tanaman ini  menghasilkan buah asam yang biasa digunakan sebagai bumbu dapur. Hingga sekarang, permintaan buah asam jawa masih tinggi.

Karena, selain sebagai bumbu masakan, buah asam juga ternyata banyak dicari sebagai ramuan herbal untuk minuman maupun obat-obatan.

Makanya tak heran, budidaya tanaman yang satu ini menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Tanya saja pada Ahmadi, salah satu yang menggeluti usaha dengan bendera Indoagro Prima di Jawa Timur.

Menurut Ahmadi, memang makin banyak yang tertarik membudidayakan tanaman asam jawa ini. Ia menyebutkan, selain buah, bagian lain dari tanaman ini juga bisa dimanfaatkan.

"Mulai buah, daun, biji, sampai kulit kayunya bisa dimanfaatkan," tutur Ahmadi. Pemanfaatannya rata-rata masih terkait dengan bahan obat-obatan, jamu atau bahan pangan.

Ahmadi lebih banyak mengirimkan produksinya ke berbagai kota di Jawa Timur, Solo, Semarang, Jakarta, Lampung hingga Batam. Dalam sebulan, ia bisa mengirimkan 25 ton asam jawa dengan harga jual variatif.
Pada saat musim panen, harga asam jawa kupas kulit jaring dan masih ada biji ia jual sekitar Rp 8.000 per kilogram dengan pembelian per karung berisi 50 kilogram.

"Namun harganya bisa naik kalau tidak sedang musim panen karena di pasaran juga kan sedang langka," tutur Ahmadi.

Namun jangan khawatir,  panen asam jawa juga tidak terlalu lama.Wahyudi, salah seorang pebudidaya asam jawa lainnya asal Padang, Sumatra Barat, mengatakan panen tanaman asam jawa ini sama dengan padi. Wahyudi mengatakan, asam jawa sudah bisa dipanen setelah empat bulan masa tanam.

Biaya menanamnya pun tidak terlalu besar. Selama satu musim panen, Wahyudi mengaku menghabiskan biaya sekitar Rp 2,5 juta untuk perawatan tanaman.

Wahyudi mulai menanam sejak tahun 2009. Dengan lahan seluas tujuh hektare, ia membudidayakan tanaman ini di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Saban bulan, ia memproduksi sekitar 20 ton asam jawa.

Omzetnya mencapai sekitar Rp 30 juta per bulan. Wahyudi menjual dua jenis asam jawa. Buah yang masih memiliki biji dijual senilai Rp 12.000 per kilogram.

Untuk asam jawa tanpa biji, ia mematok harga Rp 15.000 per kilogram. “Lebih banyak pelanggan saya yang membeli asam jawa dengan biji,”ujarnya.

Wahyudi memasarkan produknya lewat internet. Pelanggannya berasal dari seluruh pelosok Indonesia, terutama para pedagang dan perusahaan makanan di Sumatra dan Jawa. Ia juga menjual bibit tanaman ini seharga Rp 6.000 per kg.

Baik di Dataran Rendah
Bernama latin  tamarindus indica, asam jawa merupakan tanaman yang cocok dibudidayakan di daerah tropis. Bahkan, tanaman ini bisa hidup di tempat yang suhu udaranya relatif tinggi, yakni hingga 45 derajat celcius.

Kendati tanaman tropis, tidak semua lokasi ideal buat budidaya asam jawa. Menurut Ahmadi, pemilik Indoagro Prima asal Ponorogo, Jawa Timur, lokasi yang baik untuk menanam asam jawa adalah dataran rendah sampai dataran menengah dengan tingkat ketinggian mulai 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Perawatannya juga tidak terlalu rumit," katanya. Asam jawa termasuk jenis tanaman yang memiliki akar yang bisa mencapai tanah cukup dalam. Makanya, asam tergolong tanaman yang tahan terhadap kekeringan dan angin kencang.

"Justru tanamannya menghasilkan buah yang banyak jika hidupnya di daerah dengan periode kering yang cukup panjang," ujar Ahmadi. Meski begitu, tanaman ini tetap membutuhkan curah hujan.

Budidaya asam jawa bisa dimulai dengan penyemaian biji di polybag. Dalam waktu sekitar seminggu, biji akan perkecambah. Pada masa ini, kecambah sebaiknya dijauhkan dari sinar matahari agar tidak layu.

Selanjutnya, biarkan kecambah tumbuh hingga ketinggiannya mencapai sekitar 30 centimeter (cm). Setelah itu, bibit asam jawa sudah bisa ditanam di lahan. Tanaman ini tetap perlu diberikan pupuk dan dibersihkan dari rumput liar.

Jika dirawat intensif, tanaman asam jawa akan menghasilkan buah pada usia tiga tahun. Setelah itu, tanaman akan rutin berbuah.

Wahyudi, pebudidaya asam jawa asal Sumatra Barat, menambahkan asam jawa bisa diperbanyak melalui benih, pencangkokan, atau penempelan.

Anakannya yang berumur satu tahun atau kurang sudah bisa ditanam di lahan perkebunan. Terkait jarak tanam, sebaiknya setiap satu hektare cukup ditanami 500 batang. Lakukan juga pemangkasan untuk memperbaharui cabang penghasil buah.

Tanaman ini tumbuh di tanah berpasir atau tanah liat, mulai dataran rendah sampai dataran menengah. Selain itu, daerah itu juga harus memiliki kondisi curah hujan yang tersebar merata atau musim keringnya panjang dan sangat kentara.

Hama yang sering menyerang asam jawa pun hampir sama dengan tanaman padi, seperti serangga, kutu bubuk, dan kutu perisai. Selain itu, ada juga hama pengerek yang bisa merusak buah yang sedang dalam proses pematangan.

Jika tidak ditangani dari awal, hasilnya, kualitas produksi buah pun akan menurun. Kelembapan udara menjadi salah satu yang harus diperhatikan dalam budidaya asam jawa ini. Menurut Wahyudi, kelembapan udara berpengaruh pada pertumbuhan beberapa bagian tanaman, seperti biji, daun, dan buah.ktn

Saus Asam Jawa Masih Masam
Seiring perkembangan zaman, kini proses pengolahan bumbu masak tidak lagi secara tradisional. Sebagian masyarakat mulai beralih memanfaatkan bumbu masak yang telah diolah melalui proses teknologi canggih, misalnya bumbu masak asam jawa. Kini, sudah beredar asam jawa yang dibuat secara instan. Pebisninya bisa meraup omzet lumayan.

Dahulu, kalangan ibu rumahtangga mengolah racikan bumbu dapur masih melalui proses tradisional. Di antaranya, mereka mengulek jenis bumbu dapur yang dibutuhkan sebagai penyedap rasa masakan.
Tapi, cara seperti itu kini perlahan mulai ditinggalkan. Seiring kemajuan zaman, sebagian masyarakat beralih memanfaatkan bumbu dapur yang telah diolah melalui proses teknologi canggih. Sebut saja, misalnya, bumbu dapur jenis asam jawa instan.

Salah satu produsen asam jawa instan adalah PD Kaya Rasa di Jakarta. Perusahaan ini telah memproduksi asam jawa instan sejak dua tahun lalu. Produk asam jawa ini tersedia dalam bentuk saus kental. Nama produknya Asamko. "Produk ini mungkin baru pertama di Indonesia," kata Tiffany Dinata Tan, Staf Produksi PD Kaya Rasa.

Selama ini produk asam jawa yang dibuat instan masih sangat jarang beredar di pasaran. Dahulu memang pernah ada asam jawa dalam bentuk bubuk. Namun, produk itu juga sulit ditemui.

Produk asam jawa yang ada di pasaran biasanya berupa minuman ringan sari asam siap minum. Di negara lain seperti Thailand dan Malaysia, produk asam jawa instan sudah umum digunakan untuk bumbu dapur.

Sugih Martin, bagian pemasaran Kaya Rasa, bilang, kini produk Asamko dijual melalui pasar tradisional dan pusat perbelanjaan seperti Superindo. Selain di Jawa, Asamko sudah beredar di Sumatera, seperti Medan dan Palembang.

Hanya , Sugih mengakui, penjualan Asamko tidak terlampau besar. "Penduduk Indonesia belum biasa menggunakan produk ini," katanya. Lazimnya, konsumen menggunakan buah asam untuk diolah langsung menjadi bumbu masak.

PD Kaya Rasa juga sempat memasarkan produk asam jawa instan ini ke rumah makan dan restoran. Namun, minatnya tidak terlalu besar. "Karena saat ini harga buah asam masih sangat murah," imbuh Sugih.

Lagi pula, hanya masakan jenis tertentu saja yang bumbunya menggunakan sari buah asam. Kalaupun ada, satu resep masakan hanya membutuhkan satu atau dua sendok asam instan.

Dengan dalil itulah, Sugih mengungkapkan, omzet yang bisa dipetik perusahaannya dari usaha penjualan ini belum terbilang besar. "Selama ini omzet penjualan Asamko baru Rp 10 juta per bulan," katanya.

Meski begitu, dia yakin, potensi bisnis asam jawa instan masih besar. Alasannya, selain untuk bumbu masak, asam jawa juga biasa digunakan untuk bahan baku minuman kesehatan.

Asal tahu saja, asam jawa memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit asma, batuk, demam, dan sariawan. "Sebenarnya pasar asam jawa ini masih sangat luas," timpal Tiffany. Hanya saja, lanjut dia, pasar asam jawa ini belum semuanya bisa terjamah.

Saat ini Kaya Rasa hanya fokus menjual produk Asamko kemasan botol 300 mililiter (ml). Sebelumnya, Kaya Rasa sempat mengeluarkan produk asam jawa instan dalam bentuk sachet.

Produk sachet tidak diproduksi lagi karena isinya sedikit. Bungkusnya yang berukuran kecil membuat harga asam jawa instan sachet ini tergolong mahal.

Harga jual asam jawa instan di pasaran Rp 6.000 per botol ukuran 300 ml. "Dalam sebulan kami bisa memproduksi hingga 100 dus atau sekitar 5.000 botol asam jawa instan," kata Tiffany. Kaya Rasa memiliki delapan orang tenaga kerja untuk menggarap usahanya.

Proses pembuatan saus asam jawa Asamko cukup sederhana. Kaya Rasa membeli bahan baku dalam bentuk buah asam tanpa kulit dari pemasok tetap. Pertama, buah asam dipisahkan dari bijinya. Setelah itu daging buah asam ini direbus.

Terakhir, asam yang sudah direbus digiling dengan mesin hingga mengeluarkan saus kental. Saus inilah yang menjadi hasil akhir Asamko. "Jadi proses produksinya sudah setengah mesin," kata Tiffany.ktn

Turunkan Demam hingga Dongkrak Nafsu Makan
Asam jawa yang selama ini dikenal sebagai bumbu dapur, ternyata memiliki bahyak manfaat untuk pengobatan. Nyeri dan bau anyir di waktu haid, radang tenggorokan atau difteri, batuk kering, bisul, darah rendah, sariawan, keputihan, serta campak adalah beberapa penyakit yang bisa diatasi oleh asam jawa.

Menurut Ir. Wahyu Soeprapto, ahli tanaman obat dari Malang, Jawa Timur, daun pohon asam jawa diyakini bisa menurunkan panas dalam dan juga menambah nafsu makan. Selain itu, karena mengandung asam tatrat, asam jawa diyakini bisa sebagai pencahar bagi mereka yang mengalami sulit buang air.

“Karena sifatnya menjadi gel dengan menyerap cairan, asam jawa juga bisa dipakai untuk menghancurkan lemak,” kata Soeprapto.

Wahyu juga menambahkan, asam jawa bisa dibuat sebagai minuman hangat. Menurutnya, sebagai variasi, asam jawa juga bisa dipadukan dengan obat tradisional lainnya seperti temulawak, pace, atau yang lain. “Yang penting, lihat kebutuhan dan takarannya,” katanya lagi.

Daging buah asam biasanya dibuat agar-agar, sirup, atau manisan. Inti kayu berat dibuat menjadi kayu halus dan dijadikan bahan pahatan. Bijinya dibakar atau digoreng, sehingga dapat dimakan. Buahnya termasuk dalam daftar obat tradisional yang sudah dilegalkan.

SUMBER: http://www.surabayapost.co.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takaran Thinner Dan Cat

Olok-olok Surabaya

KECAP NUSANTARA